Azizah, Azizah (2020) EFEKTIVITAS SENAM TERSTRUKTUR DALAM MONITORING HBA1C SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TEKANAN DARAH DAN RASIO ALBUMIN KREATININ URIN PADA PENDERITA DM TIPE 2 PADA ANGGOTA PERSADIA RS.ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI DAN TINJAUANNYA MENURUT ISLAM. Diploma thesis, Universitas YARSI.

Preview	Text 1. COVER.pdf Download (87kB) | Preview
Preview	Text halaman pengesahan - Azizah 1102016040.pdf Download (285kB) | Preview
Preview	Text 5. ABSTRAK.pdf Download (80kB) | Preview
Preview	Text 8. BAB I.pdf Download (153kB) | Preview
Preview	Text 14. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (142kB) | Preview
	Text 9. BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (223kB)
	Text 10. BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (124kB)
	Text 11. BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (185kB)
	Text 12. BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (615kB)
	Text 13. BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (75kB)
	Text 15. LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (328kB)

Abstract

Latar Belakang : Diabetes melitus adalah sindrom gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin atau menurunnya sensitivitas jaringan terhadap efek insulin. Prevalensi DM di Indonesia pada tahun 2019 adalah sebesar 10,9%. Orang yang terkena DM tipe 2 lebih rentan terhadap berbagai bentuk komplikasi jangka pendek dan jangka panjang. Risiko terkena komplikasi mikrovaskuler seperti mikroalbuminuria dimulai pada tingkat HbA1c sebesar 7%. DM dapat menyebabkan komplikasi nefropati diabetik. Nefropati diabetik ditandai oleh hipertensi,albuminuria, glomerulosklerosis, dan penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) yang mengarah ke ESRD.Menurut American Diabetes Association (2007), Penelitian klinis pada diabetes tipe 1 dan tipe 2 menunjukkan bahwa manajemen hiperglikemia dan hipertensi secara signifikan mengurangi risiko nefropati diabetic. Latihan olahraga dapat meningkatkan sensitivitas insulin diseluruh tubuh yang bertahan hingga 48 jam setelah satu kali latihan, dengan demikian manfaat latihan olahraga pada kontrol glikemik jangka panjang yaitu HbA1C bisa dianggap berasal dari efek kumulatif dari setiap latihan yang teratur, maka latihan yang dilakukan secara teratur bisa menaikkan atau mempertahankan kontrol glukosa darah jangka panjang (Praet SF, van Loon LJ, 2007). Olahraga berkaitan dengan ibadah karena kita berolahraga agar badan sehat dan jika badan sehat kita dapat menjalankan ibadah dengan baik, sehingga kita tidak hanya memikirkan keadaan jasmaniah saja tetapi juga rohaniah. Metode : Rancangan penelitian berupa one group pretest-posttest design. Perlakuan berupa senam yang dilakukan 60 menit per minggu dan diobservasi selama 3 bulan. Populasi dan sampel adalah anggota Persadia di RS.Islam Pondok Kopi Jakarta berusia 49-82 tahun. Sampel dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan cara mengambil serum darah dan sampel urin responden dan diperiksa hasilnya di laboratorium. Dan pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer merkuri. Hasil : Pada 13 responden terdapat penurunan kadar HbA1c (p=0.001) dan diperoleh hasil bahwa tidak ada pengaruh kegiatan senam terstruktur terhadap penurunan kadar A/C Rasio responden (p=0.13 dan p=1.00). Menurut hasil uji statistik McNemar, diperoleh hasil bahwa tidak ada pengaruh kegiatan senam terstruktur terhadap penurunan tekanan darah responden (p=1.00).

Actions (login required)

View Item