Firdaus, Moch Gunawan (2016) Prevalensi Maloklusi Anterior Pada Anak Usia 8-12 Tahun Di SDN Renged I Tangerang dan tinjauannya menurut Islam. Diploma thesis, Universitas YARSI.
Text
Cover.pdf Download (102kB) |
||
Text
ABSTRACT.pdf Download (91kB) |
||
Text
lembar pengesahan.pdf Download (870kB) |
||
Text
Chapter1.pdf Download (115kB) |
||
Text
References.pdf Download (90kB) |
||
Text
Chapter2.pdf Restricted to Registered users only Download (424kB) |
||
Text
Chapter3.pdf Restricted to Registered users only Download (77kB) |
||
Text
Chapter4.pdf Restricted to Registered users only Download (170kB) |
||
Text
Chapter5.pdf Restricted to Registered users only Download (146kB) |
||
Text
Chapter6.pdf Restricted to Registered users only Download (138kB) |
||
Text
Chapter7.pdf Restricted to Registered users only Download (143kB) |
||
|
Text
lembarorisinalitas.pdf Download (580kB) | Preview |
Abstract
Data epidemiologi mengenai prevalensi maloklusi anterior merupakan faktor penentu penting dalam tingkat perencanaan yang tepat untuk layanan ortodontik. Terjadinya anomali oklusi bervariasi antara negara yang berbeda, etnis, dan kelompok umur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bermacam kasus besar prevalensi maloklusi anterior di sekolah Dasar Negeri Renged I pada kelompok usia 8-9 tahun dan 10-12 tahun. Penelitian melibatkan 106 anak sekolah usia 8-12 tahun. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Hasil uji statistik menunjukkan, hanya 7 anak (6,6%) memiliki oklusi normal, dan 99 anak (93,4%) mengalami maloklusi anterior. Jenis kasus maloklusi anterior terbanyak adalah gigi berjejal sebanyak 38 kasus (25,65), gigi bercelah sebanyak 27 kasus (17,55%), gigi protrusif sebanyak 27 kasus (17,55), gigitan dalam sebanyak 21 kasus (14,0%), gigitan terbuka sebanyak 21 kasus (14,0%), dan gigitan silang sebanyak 17 kasus (11,3%) dari total kasus sebanyak 151 kasus. Disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna pada kelompok usia dengan gigi berjejal, kelompok usia dengan gigi bercelah, dan kelompok usia dengan gigitan silang (p < α = 0,05). Tidak terdapat hubungan yang bermakna pada jenis kelamin dengan seluruh jenis kasus maloklusi dan hubungan kelompok usia dengan gigi protrusif, gigitan dalam serta gigitan terbuka (p > α = 0,05). Menurut tinjauan Islam gigi yang mengalami kelainan oklusi diperbolehkan melakukan perawatan dengan niat utama untuk berobat.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Additional Information: | S-37-KG |
Uncontrolled Keywords: | Prevalensi maloklusi anterior, anak usia 8-12 tahun, SDN Renged I, Islam |
Subjects: | L Education > L Education (General) R Medicine > RK Dentistry |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@yarsi.ac.id |
Date Deposited: | 09 Feb 2021 02:26 |
Last Modified: | 29 Jul 2022 03:17 |
URI: | http://digilib.yarsi.ac.id/id/eprint/4628 |
Actions (login required)
View Item |