NENGSIH, FITRIA (2016) STEM CELL SPERMATOGONIA UNTUK DIKEMBANGKAN SEBAGAI TERAPI INFERTILITAS PRIA DENGAN CARA INTRACYTOPLASMIC SPERM INJECTION DITINJAU DARI KEDOKTERAN DAN ISLAM. Diploma thesis, Universitas YARSI.
|
Text
Cover.pdf Download (100kB) | Preview |
|
|
Text
Bab 1.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (221kB) | Preview |
|
Text
Bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
||
Text
Bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (692kB) |
||
Text
Bab 5.pdf Restricted to Registered users only Download (838kB) |
||
|
Text
ABSTRAK-FITRIA.pdf Download (740kB) | Preview |
|
|
Text
Lembar persetujuan-Fitria.pdf Download (198kB) | Preview |
Abstract
Spermatogonium (spermatogonia) adalah gametogenium intermediate pada pria (germ cell) dalam rangkaian proses pembentukan spermatozoa. Spermatosit primer mengalami duplikasi DNA dan selanjutnya akan memasuki proses meiosis untuk menghasilkan spermatosit sekunder haploid. Spermatosit sekunder selanjutnya akan menjalani proses meiosis II untuk menghasilkan 2 buah spermatid haploid. Jadi 1 spermatid primer akan menjadi 4 buah spermatid. Dinding tubulus seminiferous memiliki spermatogonium diploid, stem cell yang merupakan prekursor sperma. Spermatogonium mengalami pembelahan untuk memperbanyak jumlah spermatogonium atau mengalami diferensiasi menjadi spermatosit. Proses meiosis masing – masing spermatosit menghasilkan 4 spermatid yang haploid. Proses ini memerlukan waktu sekitar 3 minggu. Masalah infertilitas merupakan masalah yang sangat sensitive bagi banyak pasangan suami isteri, karena hal tersebut akan mengundang beragam persoalan dalam kehidupan rumah tangga dan kehidupan social. Secara konvensional, masalah ini kadangkala sudah tidak bisa ditanggulangi, akan tetapi dengan perkembangan teknologi kedokteran masalah ini bsia diatasi. Kasus yang terjadi bisa berbentuk saling menyalahkan antara pasangan, tekanan keluarga bahkan perceraian. Infertilitas adalah kesulitan mendapatkan kehamilan pada pasangan yang sudah berusaha selama 1 tahun dan tidak menggunakan kontrasepsi apapun, yang oleh orang awam disebut kemandulan. Lebih kurang ada 80% pasangan normal berhasil hamil dalam 12 bulan pertama pernikahan mereka. Biasanya, 40% disebakan oleh infertilitas pada pria, 40% penyebab pada wanita dan 20% lagi kombinasi keduanya. Dengan semakin berkembangnya teknologi reproduksi, sekarang telah banyak cara yang dapat dipilih oleh pasangan suami isteri dalam mewujudkan keinginannya untuk mendapatkan anak. Salah satunya dengan teknik ICSI (Intracytoplasmic Sperm Injection), yang merupakan perkembangan dari teknik IVF (In Vito Fertilization). Cara ini lebih diutamakan pada pria yang infertile dengan jumlah, mutu dan kualitas spermanya sangat kurang. Dengan cara ini hanya dibutuhkan satu sel sperma yang kualitasnya bagus, yang kemudian diinjeksikan ke dalam sel telur, dan ditanamkan ke rahim sang ibu. Adapun bayi yang dihasilkan dari teknik ICSI ini mempunyai potensi lahir dengan kelainan bawaan dan kerusakan genetis, akibat dari proses fertilisasi yang tidak alami. Meskipun menurut tinjauan medis teknik ICSI ini dapat dibenarkan dengan tujuan untuk mendapatkan keturunan dan penelitian, tetapi menurut pandangan Islam hal tersebut belum tentu dibenarkan.ada batasan yang dibolehkan syariat Islam, yakni apabila sel sperma dan sel telur yang digunakan berasal dari pasangan suami isteri yang sah, serta ditanam di dalam rahim sang isteri.dengan demikian tidak ada kerancuan dalam garis nasab sang anak.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Additional Information: | S-6259-FK |
Uncontrolled Keywords: | Infertilitas pria, stem cell, intracytoplasmic sperm injection |
Subjects: | L Education > L Education (General) R Medicine > R Medicine (General) R Medicine > RG Gynecology and obstetrics R Medicine > RZ Other systems of medicine |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@yarsi.ac.id |
Date Deposited: | 09 Feb 2021 02:26 |
Last Modified: | 20 Jun 2022 08:43 |
URI: | http://digilib.yarsi.ac.id/id/eprint/4555 |
Actions (login required)
View Item |