RACHMAN, ADITIYA (2017) FASCIOTOMY PADA CRURIS DENGAN SEBAB YANG TIDAK DIKETAHUI DITINJAU DARI KEDOKTERAN DAN ISLAM. Diploma thesis, Universitas YARSI.
Text
COVER Adit (Sidang).pdf Download (80kB) |
||
Text
ABSTRAK.pdf Download (62kB) |
||
Text
BAB I Adit (Sidang).pdf Download (111kB) |
||
Text
BAB II Adit (Sidang).pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
||
Text
BAB III Adit (Sidang).pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
||
Text
BAB IV Adit (Sidang).pdf Restricted to Registered users only Download (74kB) |
||
Text
BAB V Adit (Sidang).pdf Restricted to Registered users only Download (85kB) |
||
Text
DAFTAR PUSTAKA 1.pdf Download (108kB) |
||
|
Text
Lembar persetujuan-Aditiya.pdf Download (190kB) | Preview |
Abstract
Fasiotomi (fasciotomy) merupakan prosedur bedah pengangkatan atau pemotongan fasia untuk menurunkan tekanan di bagian tubuh tertentu. Di Amerika, ekstremitas bawah distal anterior (cruris) adalah yang paling banyak dipelajari untuk sindroma kompartemen dan dianggap sebagai yang kedua paling sering untuk trauma sekitar 2-12%. Skripsi ini menerangkan fasciotomy pada cruris dengan sebab yang tidak diketahui ditinjau dari kedokteran dan Islam. Menurut kedokteran, sindrom kompartemen (CS) merupakan suatu kondisi emergensi yang paling sering terjadi pada daerah cruris. Penyebab yang paling sering adalah cedera, dimana 45% kasus terjadi akibat fraktur. Gejala klinis yang terjadi pada CS dikenal dengan istilah 5P, yaitu: pain (nyeri), pallor (pucat), pulselesness (berkurang atau hilangnya denyut nadi), parestesia (rasa kesemutan), dan paralisis. Berdasarkan perspektif Islam, kesehatan merupakan rahmat dan nikmat Allah SWT yang sangat besar nilainya, oleh karena itu menjadi kewajiban setiap manusia untuk menjaganya. Kebolehan berobat dianggap sebagai sesuatu yang bermanfaat untuk mengurangi atau menghilangkan sakit, mengembalikan ke keadaan normal sehingga dapat menunaikan kewajiban dan tugas agama. Agama Islam sejalan dengan bidang kedokteran memandang sindrom kompartemen sebagai penyakit mengancam jiwa dan mendatangkan kemudharatan sehingga harus disembuhkan. Karena fasciotomy terbukti efektif menangani kegawatan pada sindrom kompartemen maka hukumnya diperbolehkan. Peran serta keluarga dalam memberikan support sangat diperlukan bagi kesembuhan pasien. Hal yang paling penting bagi seorang dokter adalah untuk selalu waspada ketika berhadapan dengan keluhan nyeri pada ekstremitas. Konsekuensi dari terlewatnya pemeriksaan dapat menyebabkan prognosis yang kurang baik. Pendekatan keagamaan penting diterapkan dalam memberikan edukasi kepada pasien glaukoma beserta keluarga. Kata Kunci : Fasciotomy (Fasiotomi), Cruris, Sindrom Kompartemen
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Additional Information: | S-6213-FK |
Uncontrolled Keywords: | Fasciotomy (Fasiotomi), Cruris, Sindrom Kompartemen |
Subjects: | L Education > L Education (General) R Medicine > R Medicine (General) R Medicine > RD Surgery |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@yarsi.ac.id |
Date Deposited: | 09 Feb 2021 02:26 |
Last Modified: | 16 Jun 2022 07:24 |
URI: | http://digilib.yarsi.ac.id/id/eprint/4513 |
Actions (login required)
View Item |