Rachman, Muhammad Bayhaqi (2018) GAMBARAN PENGGUNAAN MOOD STABILIZER PADA PASIEN GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR DI RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN PERIODE JANUARI – JUNI 2017 DAN TINJAUANNYA MENURUT AGAMA ISLAM. Diploma thesis, Universitas YARSI.
Text
00. COVER.pdf Download (265kB) |
|
Text
HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (2MB) |
|
Text
05. ABSTRAK(1).pdf Download (157kB) |
|
Text
08. BAB 1.pdf Download (300kB) |
|
Text
14. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (404kB) |
|
Text
09. BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (763kB) |
|
Text
10. BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (463kB) |
|
Text
11. BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (476kB) |
|
Text
12. BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (563kB) |
|
Text
13. BAB 6.pdf Restricted to Registered users only Download (265kB) |
|
Text
17. LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (668kB) |
Abstract
Latar belakang: Litium masih direkomendasikan sebagai pengobatan awal untuk fase manik gangguan bipolar, dengan terapi kombinasi yang disediakan untuk kasus-kasus berat atau sebagai pilihan berikutnya. Tetapi beberapa pengobatan alternatif telah diperkenalkan dalam guideline beberapa tahun terakhir, seperti obat antipsikotik atipikal dan antikonvulsan untuk terapi bipolar. Masih sedikit yang diketahui tentang bagaimana perubahan ini telah mengubah pola pemberian terapi terhadap pasien bipolar. Tujuan: untuk mengetahui gambaran penggunaan mood stabilizer pada pasien gangguan bipolar di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan dan tinjauannya dari kedokteran dan Islam. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pengambilan data secara retrospektif melalui rekam medis, penelitian ini dilakukan secara cross sectional dengan mengolah data sekunder menggunakan rekam medis pasien dengan diagnosis Gangguan Bipolar, dengan cara penetapan consecutive sampling. Hasil: Divalproex Na. adalah golongan mood stabilizer paling banyak diberikan, lalu di ikuti oleh pemberian lithium carbonate. Kesimpulan: Tidak Terdapat adanya perubahan dalam jenis obat yang diberikan, namun terdapat perubahan dalam pola peresepan terapi kombinasi yang diberikan. Dalam penelitian ini diyakini bahwa dokter sudah mempertimbangkan untuk melakukan mudharat yang lebih kecil dan ringan demi menghindari mudharat yang lebih besar dan lebih berat. Saran: Bagi peneliti selanjutnya apabila mempunyai waktu yang memadai, dapat meperbesar sampel penelitian sesuai populasi gangguan afektif bipolar di masyarakat dan dilakukan dengan metode penelitian yang berbeda untuk menilai faktor lainnya yang tidak tercantum pada penelitian ini.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Additional Information: | S-7099-FK |
Uncontrolled Keywords: | Gangguan afektif bipolar, mahasiswa Kedokteran YARSI, mood stabilizer |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology R Medicine > R Medicine (General) R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine R Medicine > RC Internal medicine > RC0321 Neuroscience. Biological psychiatry. Neuropsychiatry |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@yarsi.ac.id |
Date Deposited: | 24 Oct 2024 18:15 |
Last Modified: | 24 Oct 2024 18:15 |
URI: | http://digilib.yarsi.ac.id/id/eprint/13787 |
Actions (login required)
View Item |