Valerianty, Siti Kamilah Afifah (2022) UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL FITOKIMIA DAUN DUDUK (Desmodium triquetrum), DAUN BELUNTAS (Pluchea indica) DAN KOMBINASI KEDUANYA SERTA TINJAUNNYA MENURUT PANDANGAN ISLAM. Diploma thesis, Universitas YARSI.

Preview	Text 01. COVER.pdf Download (25kB) | Preview
Preview	Text 02. HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (267kB) | Preview
Preview	Text 03. SURAT PERNYATAAN.pdf Download (236kB) | Preview
Preview	Text 04. ABSTRAK.pdf Download (25kB) | Preview
	Text 07. PENDAHULUAN.pdf Download (403kB)
Preview	Text 13. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (258kB) | Preview
	Text 08. BAB II TINJAUAN PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (339kB)
	Text 09. BAB III METODE PENELITIAN.pdf Restricted to Registered users only Download (320kB)
	Text 10. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)
	Text 11. BAB V UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL FITOKIMIA DAUN.pdf Restricted to Registered users only Download (613kB)
	Text 12. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.pdf Restricted to Registered users only Download (20kB)
	Text 16. LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (136kB)

Abstract

Latar Belakang : Daun duduk (Desmodium triquetrum) dan daun beluntas (Pluchea indica) merupakan salah satu tanaman herbal yang sering digunakan sebagai obat tradisional. Daun duduk dan daun beluntas mengandung senyawa flavonoid, fenolik dan tanin. Kandungan senyawa dalam campuran flavonoid dapat berperan sebagai antioksidan karena flavonoid dapat menghambat stress oksidatif. Stress oksidatif dapat terjadi oleh karena kadar radikal bebas di dalam tubuh melebihi kadar antioksidan. Dalam Islam, Allah SWT menciptakan tumbuhan yang dapat dijadikan alternatif pengobatan atau pencegahan penyakit. Diantara tanaman tersebut adalah daun duduk dan daun beluntas yang kaya akan antioksidan. Metode : Ekstraksi daun duduk dan daun beluntas dilakukan melalui metode maserasi dengan menggunakan etanol. Fraksinasi menggunakan metode cair-cair, dengan pelarut etanol, n-heksan, dan etil asetat. Ketiga pelarut tersebut diuji menggunakan DPPH (1,1-Difenil-2-pikrihidrazil) sebagai radikal bebas. Profil fitokimia dievaluasi melalui parameter nilai IC50 pada ekstrak pelarut dari daun duduk (Desmodium triquetrum) dan daun beluntas (Pluchea indica). Hasil : Nilai IC50 dari aktivitas antioksidan daun duduk (Desmodium triquetrum) dengan pelarut etanol, nilai IC50 dari aktivitas antioksidan daun beluntas (Pluchea indica) dengan pelarut etanol, serta kombinasi daun duduk (Desmodium triquetrum) dan daun beluntas (Pluchea indica) termasuk katagori antioksidan sangat kuat. yaitu 1.10, 3.09, dan 7.81 berturut-turut. Kadar fitokimia daun duduk (Desmodium triquetrum) adalah fenolik pada semua ekstrak etanol dan etil asetat, flavonoid pada ekstrak n-heksana, tanin pada semua ekstrak, dan alkaloid pada ekstrak n-heksana. Sedangkan kandungan fitokimia daun beluntas (Pluchea indica) adalah fenolik pada semua ekstrak, flavonoid pada ekstrak n-heksana, tanin pada semua ekstrak, dan alkaloid pada ekstrak n-heksana dan etil asetat. Kesimpulan : Penggunaan pelarut etanol pada daun duduk (Desmodium triquetrum) menunjukkan aktivitas antioksidan yang sangat tinggi, dengan nilai IC50 sebesar 1.10. Dari perspektif Islam, penelitian mengenai kandungan antioksidan pada daun duduk (Desmodium triquetrum) dan daun beluntas (Pluchea indica), serta kombinasi keduanya, dilakukan menggunakan metode 1,1-Diphenyl-2-pikrilhydrazyl (DPPH).

Actions (login required)

View Item