AULIA, FATHESA (2020) PENETAPAN CUCU SEBAGAI ANAK ANGKAT MENURUT HUKUM ADAT BALI : (STUDI: PENETAPAN NOMOR 557/ PDT.P/ 2015/ PN. DPS). Diploma thesis, Universitas YARSI.
Text
Halaman Sampul PDF.pdf Download (42kB) |
|
Text
ABSTRAK PDF.pdf Download (30kB) |
|
Text
Halaman Pengesahan Tim Penguji Skripsi.pdf Download (288kB) |
|
Text
Pernyataan Orisinilitas Skripsi.pdf Download (301kB) |
|
Text
BAB I PDF.pdf Download (376kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA - PDF.pdf Download (224kB) |
|
Text
BAB II PDF.pdf Restricted to Registered users only Download (383kB) |
|
Text
BAB III PDF.pdf Restricted to Registered users only Download (263kB) |
|
Text
BAB IV PDF.pdf Restricted to Registered users only Download (611kB) |
|
Text
BAB V PDF.pdf Restricted to Registered users only Download (116kB) |
Abstract
Pengangkatan anak di Indonesia dilakukan dengan berbagai macam alasan dan tujuan. Anak yang diangkat biasanya anak yang terlantar atau mengangkat anak dari keluarga lain yang kurang mampu dengan harapan anak yang diangkat mendapat perlindungan dan mempunyai masa depan yang terjamin oleh orang tua angkatnya, jarang sekali anak yang diangkat berasal dari keluarga sedarah. Islam mengenal pengangkatan anak dengan istilah tabbani. Hukum adat Bali justru sebaliknya, anak yang diangkat dianjurkan sebaiknya dari keluarga sedarah dan diutamakan anak laki-laki. Kasus yang diambil oleh penulis berasal dari Penetapan Nomor 557/ PDT. P/ 2015/ PN. DPS, dalam kasus ini anak yang diangkat justru anak perempuan. Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) pengangkatan anak menurut hukum adat Bali (2) akibat hukum pengangkatan anak dari keluarga keluarga sedarah menurut hukum adat Bali, dan (3) pandangan Islam terhadap pengangkatan anak yang dilakukan menurut hukum adat Bali. Jenis penelitian digunakan dalam penelitian adalah penelitian hukum normatif dan penelitian hukum empiris. Dikumpulkan dengan studi pustaka dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengangkatan anak menurut hukum adat Bali adanya upacara pemerasan, adanya siar dibanjar, dan dicatat oleh bendesa adat. Akibat hukumnya, anak yang diangkat diubah statusnya menjadi sentana rajeg dan statusnya setara dengan anak kandung sehingga berhak menjadi ahli waris. Sedangkan hukum Islam tidak menyamakan status anak kandung dengan anak angkat dan anak angkat dalam Islam tidak berhak mendapatkan waris.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Additional Information: | S-592-FH |
Uncontrolled Keywords: | Pengangkatan Anak, Adat Bali, Hak dan Kewajiban Orang Tua Angkat, Status Anak. |
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) K Law > K Law (General) L Education > L Education (General) |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@yarsi.ac.id |
Date Deposited: | 09 Feb 2021 02:38 |
Last Modified: | 08 Feb 2022 03:39 |
URI: | http://digilib.yarsi.ac.id/id/eprint/8776 |
Actions (login required)
View Item |