Kurniawan, Irfan (2014) PENGGUNAAN NASOENDOSKOPI SEBAGAI TATALAKSANA PADA EPISTAKSIS DITINJAU DARI KEDOKTERAN DAN ISLAM. Diploma thesis, Universitas YARSI.
![]() |
Text
COVER--1102010132.pdf Download (47kB) |
![]() |
Text
ABSTRAK--1102010132.pdf Download (25kB) |
![]() |
Text
BAB 1--1102010132.pdf Download (53kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA--1102010132.pdf Download (43kB) |
![]() |
Text
BAB 2--1102010132.pdf Restricted to Registered users only Download (467kB) |
![]() |
Text
BAB 3--1102010132.pdf Restricted to Registered users only Download (352kB) |
![]() |
Text
BAB 4--1102010132.pdf Restricted to Registered users only Download (30kB) |
![]() |
Text
BAB 5--1102010132.pdf Restricted to Registered users only Download (30kB) |
Abstract
Epistaksis merupakan perdarahan spontan yang berasal dari dalam hidung, bukan suatu penyakit, melainkan gejala dari suatu kelainan yang hampir 90% dapat berhenti sendiri. Penyakit ini disebabkan oleh kelainan lokal maupun sistemik. Sumber perdarahan yang paling sering menyebabkan epistaksis adalah dari pleksus Kiesselbach. Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis, pemeriksaan laboratorium, radiologik. Prinsip penanggulangan epistaksis adalah menghentikan perdarahan, mencegah komplikasi dan kekambuhan. Epistaksis anterior ditanggulangi dengan kaustik dan tampon anterior, sedangkan epistaksis posterior dengan tampon Bellocq dan ligasi arteri atau embolisasi. Seringkali kita tidak menemukan penyebab dari epistaksis ini baik dengan menggunakan lampu kepala pada pemeriksaan rinoskopi anterior dan posterior. Penatalaksanaan dengan tampon anterior dan posterior tanpa menemukan sumber perdarahan, seringkali dinilai gagal dan menimbulkan epistaksis yang berulang, kegagalan dalam menghentikan perdarahan yang berulang kali dimasukan ke dalam kategori epistaksis yang berat. terapi operatif untuk mengatasi epistaksis yang berat seperi ligasi arteri etmoidalis, arteri karotis eksterna dan embolisasi arteri pun tidak sepenuhnya memberikan hasil yang baik karena tingginya angka kesakitan, tingkat kegagalan, dan komplikasi, sehingga diperlukan suatu alat bantu untuk mencari sumber perdarahan tersebut. Nasoendoskopi merupakan alat khusus untuk melihat bagian dalam dari rongga hidung dan sinus. Dengan kualitas visual dan cakupan area yang sangat baik, nasoendoskopi dapat mencapai area-area yang tidak terlihat pada pemeriksaan rinoskopi anterior dan posterior dengan bantuan lampu kepala. Prosedur ini telah berkembang dan mulai banyak digunakan oleh sebagian besar spesialis THT yang berfungsi sebagai alat diagnostik yang objektif dalam evaluasi mukosa hidung, anatomi sinonasal, dan patologi hidung. Penelitian terkini sedang meneliti bagaimana penggunaan nasoendoskopi untuk diagnosis dan tatalaksana pada epistaksis yang berat. karena terbatasnya penglihatan pada rinoskopi anterior dan posterior, kini banyak peneliti yang tertarik untuk mengembangkan nasoendoskopi yang bertujuan untuk mencari sumber perdarahan dan penyebab lain terjadi epistaksis, dan bila mungkin dapat membantu dalam penatalaksanaan pasien dengan epistaksis yang berat. Epistaksis termasuk penyakit yang tidak menular. Semua jenis penyakit baik penyakit menular ataupun tidak menular, tidak lepas dari kekuasaan Allah SWT sebagai yang maha pencipta. Dalam ajaran Agama Islam, seorang muslim apabila menderita suatu penyakit diwajibkan untuk berobat seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran. Banyak ayat Al-Qur’an yang mengisyaratkan tentang pengobatan karena Al-Qur’an itu sendiri diturunkan sebagai penawar dan rahmat bagi orang-orang mukmin.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Additional Information: | S-4607-FK |
Uncontrolled Keywords: | Epistaksis, perdarahan, rinoskopi anterior dan posterior. |
Subjects: | L Education > L Education (General) R Medicine > R Medicine (General) R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology R Medicine > RZ Other systems of medicine |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@yarsi.ac.id |
Date Deposited: | 09 Feb 2021 02:24 |
Last Modified: | 30 Jan 2025 04:11 |
URI: | http://digilib.yarsi.ac.id/id/eprint/3877 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |