Sasmi, Ayu Astari (2014) EFEK PENGGUNAAN SARIN SEBAGAI SENJATA PERANG TERHADAP TUBUH DITINJAU DARI SEGI KEDOKTERAN DAN ISLAM. Diploma thesis, Universitas YARSI.

Preview	Text cover.pdf Download (97kB) | Preview
Preview	Text ABSTRAK.pdf Download (155kB) | Preview
Preview	Text BAB I.pdf Download (131kB) | Preview
Preview	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (112kB) | Preview
Preview	Text BAB II.pdf Download (375kB) | Preview
Preview	Text BAB III agama.pdf Download (412kB) | Preview
Preview	Text BAB IV.pdf Download (99kB) | Preview
Preview	Text BAB V.pdf Download (107kB) | Preview

Abstract

Sekarang ini penggunaan senjata kimia semakin sering, salah satu penggunaan sarin dalam perang di Suriah. Sarin adalah suatu senyawa kimia yang terbuat dari turunan organofosfat yang merupakan bahan dasar insektisida. Seseorang yang terpapar sarin akan mengalami gejala ringan sampai berat. Gejala yang sering timbul berupa miosis, bradikardi, diare, mual dan muntah, sesak napas, kejang hingga kematian. Mekanisme toksisitas sarin ialah dengan menghambat kerja enzim asetilkolinesterase (AChE). Gejala yang timbul akibat paparan sarin dapat diatasi dengan pemberian antidotum antara lain atropin, pralidoksim dan benzodiazepin. Menurut pandangan Islam, perang boleh saja terjadi dengan alasan tertentu, yaitu untuk mempertahankan diri, agama, bangsa atau suku, apabila sebelumnya telah diserang. Dengan kata lain perang dalam Islam bersifat defensif. Islam menjelaskan pula adanya beberapa larangan dalam berperang seperti yang tercantum dalam beberapa hadist. Pandangan ilmu kedokteran dan Islam berpendapat bahwa penggunaan sarin sebagai senjata perang tidak diperbolehkan dikarenakan sarin merpakan salah satu senjata pemusnah massal, dan penggunaannya memberi dampak yang sangat luas bagi kehidupan baik bagi manusia maupun lingkungan.

Actions (login required)

View Item