NURMASITHAH, NURMASITHAH (2019) TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI MENGENAI PENGGUNAAN TRIPSIN DALAM PROSES PRODUKSI VAKSIN MR DAN TINJAUANNYA MENURUT ISLAM. Diploma thesis, Universitas YARSI.
|
Text
01. COVER SKRIPSI.pdf Download (16kB) | Preview |
|
|
Text
02. HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (209kB) | Preview |
|
|
Text
03. SURAT PERNYATAAN SKRIPSI.pdf Download (425kB) | Preview |
|
|
Text
04. ABSTRAK.pdf Download (185kB) | Preview |
|
|
Text
10. BAB I.pdf Download (28kB) | Preview |
|
|
Text
16. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (64kB) | Preview |
|
Text
11. BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (158kB) |
||
Text
12. BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (69kB) |
||
Text
13. BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (123kB) |
||
Text
14. BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (205kB) |
||
Text
15. BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (26kB) |
Abstract
Latar Belakang: Vaksin adalah suatu zat yang merupakan suatu bentuk produk biologi yang diketahui berasal dari virus, bakteri atau dari kombinasi antara keduanya yang dilemahkan. Dalam proses produksi vaksin terdapat bahan-bahan yang dapat memicu kontroversi dari berbagai sudut pandang. Enzim tripsin diperlukan sebagai katalisator dalam proses produksi vaksin MR. Vaksin MR di Indonesia masuk dalam jadwal imunisasi rutin dan diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan dan kelas 1 SD/sederajat. Dalam pandangan Islam, vaksinasi hukumnya halal sedangkan penggunaan vaksin MR dalam vaksinasi hukumnya mubah. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional menggunakan kuesioner. Populasi penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI tahun pertama dan tahun ketiga yang masuk dalam kriteria inklusi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling yang diambil dengan cara proporsional. Hasil : Penelitian yang dilaksanakan selama 3 hari dengan menggunakan kuesioner, dari 100 responden didapatkan responden pada tingkat Pendidikan tahun ketiga (2016) didominasi oleh pengetahuan tripsin yang cukup yaitu sebanyak 17 responden (45,95%) selanjutnya pada pengetahuan tripsin terkategori kurang sebanyak 14 responden (37,84%) dan pada pengetahuan tripsin yang baik hanya 6 responden (16,22%). Berbeda halnya dengan tahun pertama (2018), didominasi oleh kategori pengetahuan mengenai tripsin kurang dan cukup, dimana pada kedua kategori ini masing-masing sebanyak 28 responden (44,44%), sedangkan pada kategori baik hanya 7 responden (11,11%). Responden pada tingkat Pendidikan tahun ketiga (2016) didominasi oleh pengetahuan vaksin MR yang baik yaitu sebanyak 20 responden (54,05%) selanjutnya pada pengetahuan Vaksin MR terkategori cukup sebanyak 16 responden (43,24%) dan pada pengetahuan Vaksin MR yang kurang hanya 1 responden (10,81%). Pada tahun pertama (2018), didominasi oleh kategori pengetahuan mengenai Vaksin MR baik, dimana pada kategori ini sebanyak 31 responden (49,21%), sedangkan pada kategori cukup dan kurang masing-masing sebanyak 42,86% dan 7,94%. Simpulan : Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai penggunaan tripsin dalam proses produksi vaksin MR. Dalam pandangan Islam, vaksinasi hukumnya halal sedangkan penggunaan vaksin MR dalam vaksinasi hukumnya mubah sebagai upaya dalam menegakkan maqashid asy-syariah yaitu hifdz an-nafs (menjaga nyawa) dan hifdz an-nasl (menjaga keturunan) serta prinsip dharuriyat hingga ditemukannya vaksin MR yang halal dan suci.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Additional Information: | S-6591-FK |
Uncontrolled Keywords: | Tripsin, Vaksin MR, Pengetahuan |
Subjects: | R Medicine > RS Pharmacy and materia medica |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@yarsi.ac.id |
Date Deposited: | 13 Sep 2022 03:31 |
Last Modified: | 20 Sep 2022 07:56 |
URI: | http://digilib.yarsi.ac.id/id/eprint/9772 |
Actions (login required)
View Item |