Search for collections on Universitas YARSI Repository

PEMBERIAN MUT'AH KEPADA MANTAN ISTERI PASCA CERAI GUGAT (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Sidoarjo Nomor 1898/Pdt.G/2012/PA.Sda.)

Noer, Annisa Syafitri (2019) PEMBERIAN MUT'AH KEPADA MANTAN ISTERI PASCA CERAI GUGAT (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Sidoarjo Nomor 1898/Pdt.G/2012/PA.Sda.). Diploma thesis, Universitas YARSI.

[img]
Preview
Text
1. Halaman Judul.pdf

Download (158kB) | Preview
[img]
Preview
Text
5. Halaman Pengesahan Tim Penguji Skripsi.pdf

Download (231kB) | Preview
[img]
Preview
Text
8. Halaman Abstrak.pdf

Download (107kB) | Preview
[img]
Preview
Text
10. BAB I.pdf

Download (193kB) | Preview
[img]
Preview
Text
15. DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (172kB) | Preview
[img]
Preview
Text
11. BAB II.pdf

Download (361kB) | Preview
[img]
Preview
Text
12. BAB III.pdf

Download (290kB) | Preview
[img]
Preview
Text
13. BAB IV.pdf

Download (994kB) | Preview
[img]
Preview
Text
14. BAB V.pdf

Download (68kB) | Preview
[img]
Preview
Text
3. Halaman Orisinalitas Skripsi.pdf

Download (244kB) | Preview

Abstract

Skripsi ini membahas tentang kasus seorang isteri yang mengajukan cerai gugat disertai tuntutan nafkah lampau, nafkah iddah, pemberian mut’ah dan nafkah anak. Fokus penelitian Penulis adalah pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Sidoarjo yang memutuskan suami untuk membayar mut’ah kepada isteri. Adapun rumusan masalah yang Penulis buat adalah: Bagaimanakah regulasi yang mengatur mengenai pemberian mut’ah kepada mantan isteri pasca cerai gugat; Bagaimanakah pertimbangan hukum Majelis Hakim dalam memutus perkara Nomor 1898/Pdt.G/2012/PA.Sda.; dan Bagaimanakah pandangan Islam terhadap pemberian mut’ah kepada mantan isteri pasca cerai gugat. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian normatif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa regulasi mengenai pemberian mut’ah bagi isteri yang mengajukan cerai gugat tidak diatur dalam Undang-Undang Perkawinan maupun Kompilasi Hukum Islam (KHI). Hakim dalam pertimbangannya berdasarkan Pasal 149 huruf a dan b KHI. Sedangkan menurut Penulis, pasal tersebut hanya berlaku untuk akibat dari cerai talak saja. Dalam Islam juga tidak diatur pemberian mut’ah bagi isteri yang mengajukan cerai gugat sehingga para Ulama fikih saling berbeda pendapat. Oleh karena terjadi kekosongan hukum mengenai hal tersebut, maka Penulis sampai pada kesimpulan bahwa pengaturan dalam Kompilasi Hukum Islam tentang pemberian mut’ah hanya berlaku apabila terjadi talak oleh pihak suami kepada isteri. Sedangkan tidak berlaku jika terjadi sebaliknya berdasarkan penafsiran argumentum a contrario.

Item Type: Thesis (Diploma)
Additional Information: S-529-FH
Uncontrolled Keywords: Argumentum a contrario, Iddah, Kompilasi Hukum Islam, Mut’ah
Subjects: K Law > K Law (General)
L Education > L Education (General)
Depositing User: Unnamed user with email admin@yarsi.ac.id
Date Deposited: 09 Feb 2021 02:32
Last Modified: 13 Apr 2022 05:00
URI: http://digilib.yarsi.ac.id/id/eprint/6678

Actions (login required)

View Item View Item