Search for collections on Universitas YARSI Repository

ASPEK MEDIKOLEGAL BIOETIKA TERHADAP PENDERITA SKIZOFRENIA KATATONIK SEBAGAI DONOR ORGAN DITINJAU DARI KEDOKTERAN DAN ISLAM

ZATNIKA, GIRI MAHESA PUTRA (2018) ASPEK MEDIKOLEGAL BIOETIKA TERHADAP PENDERITA SKIZOFRENIA KATATONIK SEBAGAI DONOR ORGAN DITINJAU DARI KEDOKTERAN DAN ISLAM. Diploma thesis, Universitas YARSI.

Full text not available from this repository.

Abstract

Skizofrenia katatonik atau katatonia adalah gangguan perilaku yang melibatkan gerakan ekstrim. Penyebabnya dapat secara psikologis atau neurologis. Bentuk yang paling terkenal melibatkan posisi kaku tak bergerak untuk jangka waktu yang lama, seringkali berhari-hari atau minggu, bahkan lebih. Katatonia juga dapat merujuk pada perilaku motorik gelisah tanpa tujuan yang tidak dirangsang oleh hal apa pun di lingkungan. Skizofrenia katatonik merupakan sebuah penyakit gangguan kejiwaan yang artinya adalah sebuah kelainan kepribadian yang ditandai oleh mental dalam (profound-mental) dan gangguan emosional yang mengubah individu normal menjadi tidak mampu mengatur dirinya untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat. Tujuan umum penulisan skripsi ini adalah membahas mengenai aspek medikolegal bioetika terhadap penderita skizofrenia katatonik sebagai donor organ ditinjau dari kedokteran dan Islam. Dari hasil kajian studi didapatkan bahwa di Indonesia sudah ada udang-undang mengenai donor organ, tetapi undang-undang tersebut dirasa belum cukup, karena tidak ada penjelasan bagaimana cara mendapatkan organ tersebut secara legal, hal inilah yang mengakibatkan maraknya donor organ dengan tujuan komersil. Donor organ yang sebenarnya haruslah dengan tujuan kemanusiaan dan kerelaan si pendonor, bukan untuk dikomersilkan. Maka dari itu perlu peraturan pemerintah dalam hal menanggulangi kasus tersebut. Skizofrenia katatonik merupakan sebuah kelainan jiwa, dalam hal ini tentunya sangan tidak kompeten seorang penderita skizofrenia melakukan donor organ, karena dalam aturan yang sudah ada pendonor harus dalam keadan sehat dan tidak mengalami tekanan psikologis, serta pendonor mengerti dampak yang akan ditimbulkan dari prosedur tersebut. Berkaitan dengan hukum dan kondisi penderita skizofrenia, hal ini akan menimbulkan sebuah masalah jual beli organ dengan memanfaatkan penderita tersebut. Seharusnya seseorang seperti penderita skizofrenia atau orang miskin mendapat perlindungan bukan untuk dimanfaatkan organ tubuhnya hanya karena mereka tidak berdaya. Serta dalam etika donor organ memang merupakan jalan terakhir untuk pasien darurat, tetapi harus atas dasar kerelaan dari pendonor bukan dengan tujuan komersil. Untuk donor mati boleh dilakukan tetapi butuh wasiat dari pendonor atau izin dari wali pendonor agar prosedur tersebut dapat dilakukan secara legal dan tidak melanggar hukum. Dalam Islam masalah yang berkaitan dengan donor organ telah dibahas dengan jelas. Islam mengharamkan donor hidup apalagi dengan tujuan komersil semua berdasa pada QS. Al-Baqarah ayat 195. Karena prosedur tersebut hanyya akan berakibat fatal bagi pendonor. Dalam hal ini tentunya penderita skizofrenia katatonik sangat tidak kompeten melakukan donor organ, karena hanya akan menimbulkan masalah seperti jual beli organ tersebut. Terhadap donor mati dalam Islam hukumnya mubah, boleh dilakukan asalkan resipien benar-benar membutuhkan dan hanya itu obatnya. Tetapi tentu wajib mendapat wasiat dari pendonor ataupun izin dari wali pendonor.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Chemistry
Depositing User: Unnamed user with email admin@yarsi.ac.id
Date Deposited: 09 Feb 2021 02:27
Last Modified: 09 Feb 2021 02:27
URI: http://digilib.yarsi.ac.id/id/eprint/4770

Actions (login required)

View Item View Item