SUTANTI, INDRI (2017) PEMERIKSAAN POSTMORTEM PADA KASUS RUPTUR AORTA DENGAN MENGGUNAKAN PMCTA DITINJAU DARI KEDOKTERAN DAN ISLAM. Diploma thesis, Universitas YARSI.
|
Text
COVER .pdf Download (73kB) | Preview |
|
|
Text
lembar persetujuan.pdf Download (12kB) | Preview |
|
|
Text
abstrak.pdf Download (91kB) | Preview |
|
|
Text
Bab I.pdf Download (132kB) | Preview |
|
Text
Bab II.pdf Restricted to Registered users only Download (906kB) |
||
Text
Bab III.pdf Restricted to Registered users only Download (370kB) |
||
Text
Bab IV.pdf Restricted to Registered users only Download (86kB) |
||
Text
Bab V.pdf Restricted to Registered users only Download (82kB) |
||
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (158kB) | Preview |
Abstract
Sebanyak 15-23% korban yang meninggal pada kecelakaan lalu lintas memiliki ruptur pada aorta torakalis pada otopsi. Dengan kehadiran otopsi virtual yang menurunkan penolakan dari pihak keluarga dan ulama terhadap otopsi konvensional, pemeriksaan dengan Post mortem computed tomography angiography (PMCTA) pada kasus ruptur aorta tidak memerlukan potongan jaringan tubuh melainkan menggunakan teknik pencitraan canggih. Tujuan umum penulisan skripsi ini untuk mengetahui pemeriksaan postmortem pada kasus ruptur aorta dengan menggunakan PMCTA ditinjau dari kedokteran dan islam. Tujuan khusus penulisan skripsi ini untuk mengetahui cara, manfaat dan temuan pada pemeriksaan postmortem pada ruptur aorta dengan menggunakan PMCTA serta pandangannya menurut Islam. Menurut ilmu kedokteran, PMCTA merupakan standar baku diagnosis ruptur aorta yang memberikan keterangan lebih akurat terkait kondisi patofisiologis penyebab kematian seseorang tanpa harus dilakukan pembedahan. Menurut Islam pemeriksaan postmortem pada kasus ruptur aorta dengan PMCTA diperbolehkan dan sejalan dengan syariah karena alat tersebut dapat memberikan informasi detail tentang jenazah tanpa merusak maupun menyakiti jenazah. Ilmu kedokteran dan Islam sejalan tentang PMCTA sebagai pemeriksaan postmortem pada kasus ruptur aorta. Pemeriksaan ini diperbolehkan dan terutama bermanfaat menggambarkan mekanisme kematian akibat trauma vaskuler yang fatal serta dapat mengurangi penularan penyakit infeksi secara langsung dari jenazah karena tidak memerlukan pembedahan yang dapat merusak jasad dan sesuai ajaran Islam. Bagi dokter muslim agar dapat membekali diri dengan ilmu kedokteran dan agama sehingga dapat memberikan informasi yang sebaik-baiknya mengenai tindakan pembedahan jenazah. Bagi para ulama disarankan untuk menegaskan hukum Islam mengenai otopsi dan masyarakat serta keluarga korban memiliki pengetahuan tentang pemeriksaan otopsi virtual sehingga dapat membantu proses penyetujuan identifikasi otopsi virtual. Kata kunci: Ruptur Aorta and PMCTA.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Additional Information: | S-6282-FK |
Subjects: | L Education > L Education (General) R Medicine > R Medicine (General) R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1001 Forensic Medicine. Medical jurisprudence. Legal medicine |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@yarsi.ac.id |
Date Deposited: | 09 Feb 2021 02:26 |
Last Modified: | 09 Apr 2021 05:46 |
URI: | http://digilib.yarsi.ac.id/id/eprint/4577 |
Actions (login required)
View Item |