PURNOMO, HENRI APRILIO (2017) PEMERIKSAAN COMPUTED TOMOGRAPHY (CT) DAN MAGNETIC RESONANCE IMAGING (MRI) POSTMORTEM PADA INFARK MIOKARD AKUT DITINJAU DARI KEDOKTERAN DAN ISLAM. Diploma thesis, Universitas YARSI.
Text
1. Cover 1.pdf Download (16kB) |
||
Text
2. ABSTRAK.pdf Download (134kB) |
||
Text
7. BAB I.pdf Download (99kB) |
||
Text
8. BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
||
Text
9. BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (698kB) |
||
Text
10. BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (89kB) |
||
Text
11. BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (141kB) |
||
Text
12. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (243kB) |
||
|
Text
Lembar persetujuan-Hendri.pdf Download (238kB) | Preview |
Abstract
Infark miokard (IM) atau infark miokard akut (IMA) merupakan bagian dari spektrum sindrom koroner akut (SKA). Pada IM tipe 3 pasien mungkin meninggal sebelum sampel darah atau biomarker dapat diperoleh atau sebelum peningkatan biomarker jantung dapat diidentifikasi, oleh karena itu dilakukan pemeriksaan dengan Computed Tomography (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) postmortem untuk membantu menilai penyebab dari kematian dengan cara minimal invasif. Tujuan umum penulisan skripsi ini untuk mendapatkan pengetahuan tentang pemeriksaan Computed Tomography (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) Postmortem pada infark miokard akut ditinjau dari kedokteran dan Islam. Ada pun tujuan khususnya untuk mengetahui mekanisme infark miokard akut dan mengetahui pemeriksaan Computed Tomography (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) Postmortem pada infark miokard akut, serta mengetahui pandangan Islam mengenai Computed Tomography (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) Postmortem pada infark miokard akut. Computed Tomography (CT) scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan alat diagnostik dengan teknik radiografi yang menghasilkan untuk menghasilkan gambaran diagnostik yang berarti. CT dan MRI postmortem merupakan pencitraan yang dilakukan pasca kematian. Menurut pandangan Islam, tindakan minimal invasif yang dilakukan pada Computed Tomography (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) postmortem disamakan hukumnya (ilh? a? q masail bi nadza iriha) dengan bedah mayat. Karena kebolehannya sematamata alasan darurat, maka dalam praktik pembedahan mayat mesti dilakukan hanya sebatas yang diperlukan, tidak berlebihan, dan tetap dalam koridor menghormatinya. Kedokteran dan Islam sepakat bahwa penggunaan CT dan MRI postmortem yang merupakan salah satu perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang memberikan kemudahan dalam membantu menilai penyebab dari kematian.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Additional Information: | S-6199-FK |
Subjects: | L Education > L Education (General) R Medicine > R Medicine (General) T Technology > T Technology (General) |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@yarsi.ac.id |
Date Deposited: | 09 Feb 2021 02:26 |
Last Modified: | 14 Jun 2022 07:32 |
URI: | http://digilib.yarsi.ac.id/id/eprint/4499 |
Actions (login required)
View Item |