Mahendra, Baroka (2014) EFEK PENGHENTIAN RISPERIDONE PADA SINDROMA LOBUS FRONTALIS DENGAN CEDERA KEPALA DITINJAU DARI ILMU KEDOKTERAN DAN ISLAM. Diploma thesis, Universitas YARSI.
Preview |
Text
COVER.pdf Download (159kB) | Preview |
Preview |
Text
ABSTRAK.pdf Download (252kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB I SKRIPSI BAROKA MAHENDRA.pdf Download (177kB) | Preview |
Preview |
Text
DAFPUS BAROKA MAHENDRA.pdf Download (279kB) | Preview |
Preview |
Text
bab II SKRIPSI BAROKA MAHENDRA.pdf Download (594kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB III SKRIPSI BAROKA MAHENDRA.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB III SKRIPSI BAROKA MAHENDRA.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB IV DAN BAB V BAROKA MAHENDRA.pdf Download (282kB) | Preview |
Abstract
Sindroma lobus frontalis adalah suatu perubahan pola perilaku, emosi dan personaliti yang terjadi ketidakmampuan mengatur perilaku seperti impulsif, apati, disorganisasi, defisit memori dan atensi, disfungsi eksekutif, dan mengatur mood akibat kerusakan otak bagian depan. Mengetahui efek penghentian Risperidone pada sindroma lobus frontal , ditinjau dari kedokteran dan Islam. Menjelaskan etiopatologi sindroma lobus frontal. Menjelaskan efek penghentian Risperidone dan salah satu farmakoterapi sindroma lobus frontalis. Pandangan bidang ilmu kedokteran dan Islam terdapat keterkaitan Sindroma lobus frontalis adalah suatu perubahan pola perilaku, emosi dan personaliti yang terjadi ketidakmampuan mengatur perilaku seperti impulsif, apati, disorganisasi, defisit memori dan atensi, disfungsi eksekutif, dan mengatur mood akibat kerusakan otak bagian depan, risperidone merupakan antagonis monoaminergik selektif dengan afinitas tinggi terhadap reseptor serotonergik 5-HT2 dan dopaminergik D2. Risperione tidak memiliki afinitas terhadap reseptor kolinergik efektif dan aman untuk terapi dengan efek samping yang minimal. Relaps / kambuh muncul kembali gangguan psikotik biasanya timbul bila penderita berhenti minum obat. Sindroma lobus frontalis merupakan keadaan yang dapat membatasi kehidupan manusia, terjadi gangguan hilang akal dan sulit menjalankan ibadah. Beberapa ulama berpendapat bahwa orang yang hilang akal tidak dibebankan kewajiban untuknya, Islam melarang penghentian risperidone sebelum sembuh adalah sebuah kemudharatan, membolehkan menggunakan salah satu pengobatan risperidone, karena terbukti secara ilmiah efektif, susbtansi risperidone aman dan halal, sehingga hukum nya adalah boleh/mubah. pengobatan ini dapat meningkatkan daya pikir dan memelihara kesehatan jiwa penderita sesuai tujuan Syariat Islam. Diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait. Penderita sindroma lobus frontalis dapat menggunakan salah satu farmakoterapi risperidone sebagai terapi pendukung dan tidak sembarangan menghentikan pengobatan tanpa konsultasi kepada dokter. Untuk kalangan medis di Indonesia dapat menerapkan terapi risperidone sebagai terapi pendamping dalam mengontrol penderita sindroma lobus frontalis. Kepada pemerintah, penulis berharap agar memberikan perhatian kepada penderita sindroma lobus frontalis berupa fasilitas lebih menunjang dalam pengobatan dan terapi. Untuk keluarga dengan penderita sindroma lobus frontalis diharapkan untuk sabar terus memberikan perhatian dan pendampingan yang penuh selama masa terapi.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Additional Information: | S-4366-FK |
Uncontrolled Keywords: | Penghentian Risperidone Syndroma Lobus Frontalis, pandangan Islam tentang Syndroma Lobus Frontalis |
Subjects: | L Education > L Education (General) R Medicine > R Medicine (General) R Medicine > RC Internal medicine > RC0321 Neuroscience. Biological psychiatry. Neuropsychiatry |
Depositing User: | Mr. Administrator System Admin |
Date Deposited: | 09 Feb 2021 02:23 |
Last Modified: | 06 Feb 2025 06:16 |
URI: | http://digilib.yarsi.ac.id/id/eprint/3636 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |