Khairunnisa, Khairunnisa (2011) PENGGUNAAN HbA1C DALAM PERNAPASAN DAN DIAGNOSA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DITINJAU DARI KEDOKTERAN DAN ISLAM. Diploma thesis, Universitas YARSI.

	Text COVER 1102005137.pdf Download (41kB)
	Text LEMBAR PERSETUJUAN 1102005137.pdf Download (27kB)
	Text ABSTRAK 1102005137.pdf Download (84kB)

Abstract

Diabetes melitus adalah kelompok penyakit metabolik yang di tandai dengan hiperglikemia akibat cacat pada sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Secara garis besar penyebab diabetes terbagi menjadi 2 kategori etiopatologi, yaitu diabetes tipe 1, penyebabnya ialah defisiensi sekresi insulin absolute dan diabetes tipe 2 yang disebabkan oleh kombinasi resistensi insulin dan respon sekresi insulin yang tidak adekuat. Komplikasi diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan berbagai organ terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah. Hemoglobin terglikosilasi (glycosylated hemoglobin, hemoglobin A1c, HbA1c, AIC, Hblc) adalah bentuk dari hemoglobin yang digunakan untuk mengidentifikasi rata-rata kadar glukosa plasma pada periode waktu agak lama. Tidak adanya standarisasi internasional menyebabkan beberapa negara mengembangkan program standariasi nasional untuk mendapatkan hasil pengukuran HbA1c yang akurat. Rekomendasi praktek klinis baru dari American Association Diabetes menganjurkan penggunaan hemoglobin terglikasi untuk mendiagnosa diabetes secara luas dengan beberapa keuntungan sebagai tes untuk mendiagnosa, yaitu dapat digunakan pada keadaan tidak berpuasa, memiliki pengulangan yang tinggi dan lebih dipilih untuk memonitor kadar glukosa. Pandangan Islam tentang penggunaan HbA1c diperbolehkan, karena prosedur tindakan sesuai dengan Islam dengan tujuan untuk mencegah timbulnya komplikasi dan mengotrol gula darah sehingga membantu seorang muslim menjalani aktivitas sehari-hari.

Actions (login required)

View Item