Nurfabiyanti, Nia (2011) ANTRASIKLIN SEBAGAI TERAPI LEUKEMIA MIELOID AKUT DITINJAU DARI KEDOKTERAN DAN ISLAM. Diploma thesis, Universitas YARSI.
Preview |
Text
COVER 1102003199.pdf Download (24kB) | Preview |
Preview |
Text
ABSTRAK 1102003199.pdf Download (8kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB 1 - 1102003199.pdf Download (52kB) | Preview |
Preview |
Text
DAFTAR PUSTAKA - 1102003199.pdf Download (51kB) | Preview |
![]() |
Text
BAB 2 - 1102003199.pdf Restricted to Registered users only Download (458kB) |
![]() |
Text
BAB 3 - 1102003199.pdf Restricted to Registered users only Download (489kB) |
![]() |
Text
BAB 4 - 1102003199.pdf Restricted to Registered users only Download (50kB) |
![]() |
Text
BAB 5 - 1102003199.pdf Restricted to Registered users only Download (45kB) |
Abstract
Leukemia mieloid akut (LMA) adalah gangguan pada hematopoiesis sel pluripoten seri mieloid di mana pertumbuhan sel darah seri mieloid menjadi tidak terkontrol. LMA merupakan jenis leukemia terbanyak pada orang dewasa dengan angka harapan hidup kurang dari 15% selama 5 tahun. Tatalaksana utama LMA adalah kemoterapi kombinasi antrasiklin-sitarbin. Efek samping antrasiklin antara lain depresi sumsum tulang, kardiotoksik dan alopesia. Skripsi ini bertujuan menjelaskan tentang antrasiklin sebagai terapi leukemia mieloid akut ditinjau dari kedokteran dan Islam. Antrasiklin menghambat pertumbuhan sel kanker LMA. Tiga aksi utama antrasiklin terhadap organ dan toksisitas tumor adalah kemampuannya mengikat DNA melalui interkalasi yang akhirnya memblokade sintesa DNA dan RNA, mengikat membran dan mengubah kekentalannya serta transport ion-nya dan memproduksi radikal bebas dan radikal oksigen melalui proses reduktif yang diperantarai enzim. Antrasiklin sangat efektif untuk LMA, angka remisi dapat mencapai 50,7-70,6% tergantung dari dosisnya. Antrasiklin diisolasi dari bakteri Streptomyces peuceutius var caesius. Antrasiklin diberikan secara intravena. Tujuan pemberian antrasiklin pada leukemia mieloid akut adalah untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Dilihat dari cara pemberian antrasiklin tidak bertentangan dengan ajaran Islam, namun kehalalan bahannya masih belum dapat dibuktikan. Kedokteran dan Islam sejalan dalam hal pengunaannya antrasiklin dalam dosis yang tinggi memberikan hasil yang lebih baik tanpa peningkatan efek samping. Hal ini sama dengan mengambil manfaat dengan menolak mudharat. Gejala leukemia mieloid akut tidaklah khas, diharapkan kepada pasien dengan risiko tinggi agar melakukan pemeriksaan berkala agar keganasan dapat diketahui lebih dini. Mencari pengobatan dan menghindari kematian merupakan ikhtiar yang dapat dilakukan untuk mempertahankan hidupnya agar dapat beribadah kepada Allah SWT.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Additional Information: | S-3429-FK |
Uncontrolled Keywords: | leukemia mieloid akut, leukimia, kedokteran, antrasiklin. |
Subjects: | L Education > L Education (General) R Medicine > R Medicine (General) R Medicine > RC Internal medicine > RC0254 Neoplasms. Tumors. Oncology (including Cancer) |
Depositing User: | Mr. Administrator System Admin |
Date Deposited: | 09 Feb 2021 02:21 |
Last Modified: | 19 Jul 2024 14:08 |
URI: | http://digilib.yarsi.ac.id/id/eprint/2714 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |