Syifa, Siti Lailatus (2007) PERAN SURROFATE MOTHER BAGI WANITA INFERTIL DAN POST HISTEREKTOMI DITINJAU DARI KEDOKTERAN DAN ISLAM. Diploma thesis, Universitas YARSI.
Text
S-2327-FK NPM 1102000239 th 2007.pdf Restricted to Registered users only Download (914kB) |
Abstract
Pada tahun 2000, sekitar 3-4,5 juta pasangan usia subur di Indonesia memiliki problem kesuburan (infertilitas). Mereka ini adalah pasangan yang mendapat kesulitan untuk hamil dan harus mendapat pertolongan medik. Salah satu caranya adalah program bayi tabung yang merupakan bagian dari Assisted Reproductive Technology ART. Persoalan ini akan lebih rumit lagi kalau sampai menyangkut orang ketiga, yaitu ada perempuan lain yang menyewakan rahimnya untuk tempat menumbuhkan embrio (surrogate mother). Masalah yang diangkat adalah apakah yang dimaksud dengan surrogate mother, bagaimanakah peran surrogate mother bagi wanita infertil dan post histerektomi, bagaimanakah peran Surrogate mother berkaitan dengan kaidah yang terkandung dalam etika kedokteran, dan bagaimanakah status anak yang berasal dari surrogate mother dalam hukum Islam. Tujuan umum yang ingin diraih adalah membantu masyarakat mengenal dan memahami tentang peran surrogate mother bagi wanita infertil dan post histerektomi. Sedangkan tujuan khususnya adalah diketahuinya maksud surrogate mother, diketahuinya peran surrogate mother bagi wanita infertil dan post histerektomi, diketahuinya peran surrogate mother berkaitan dengan kaidah yang terkandung dalam etika kedokteran, dan diketahuinya status anak yang berasal dari surrogate mother dalam hukum Islam. Dalam teknologi kedokteran tidak ada permasalahan siapakah orangtua bayi hasil surrogacy. Berbeda dengan etika kedokteran yang mempertimbangkan keuntungan pasangan yang menginginkan anak dan si bayi, keduanya harus menjadi perhatian utama dalam pengambilan keputusan. Sedangkan Islam dengan tegas menyatakan bahwa ibu adalah orang yang melahirkan anak tersebut. Etika kedokteran dan Islam rupanya sependapat dalam hal asal bayi, namun kedokteran dan Islam tidak sependapat dalam hal status ibu dan nasab anak.Dapat disimpulkan bahwa surrogate mother atas surrogacy adalah pengaturan dimana seorang wanita setuju untuk menjadi hamil dengan tujuan mengandung dan melahirkan anak untuk diasuh dan dibesarkan oleh orang lain sesuai perjanjian sebelumnya. Adanya surrogate mother menjadi salah satu alternatif bagi wanita infertil dan post histerektomi untuk dapat mewujudkan impiannya memiliki anak. Namun timbul ethical dilemma yaitu antara beneficence dan otonomi pasangan melawan beneficence dan justice si bayi. Status anak hasil surrogacy dimata Islam disepakati ulama sama dengan anak hasil dari zina. Dengan adanya ethical dilemma dan Islam mengharamkan program ini maka surrogate mother belum dapat diterima di Indonesia. Disarankan untuk mengembangkan teknologi kedokteran kearahkan peningkatan keberhasilan program bayi tabung. Dan bagi pasangan yang ingin memiliki anak, terdapat pilihan lain selain surrogacy, seperti mengangkat anak dengan adopsi, terutama anak yatim, atau berpoligami.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Additional Information: | S-2327-FK |
Uncontrolled Keywords: | surrogate mother, hamil, surrogacy. |
Subjects: | H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman L Education > L Education (General) R Medicine > R Medicine (General) R Medicine > RG Gynecology and obstetrics |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@yarsi.ac.id |
Date Deposited: | 09 Feb 2021 02:18 |
Last Modified: | 17 Dec 2024 03:08 |
URI: | http://digilib.yarsi.ac.id/id/eprint/1672 |
Actions (login required)
View Item |