Amir, Mentari (2025) DAMPAK KONSELING GENETIKA TERHADAP PEMBERDAYAAN ORANGTUA DENGAN ANAK DISABILITAS INTELEKTUAL FOKUS PADA SINDROM FRAGILE X. Masters thesis, Universitas YARSI.
|
Text
1. HALAMAN JUDUL.pdf Download (15kB) |
|
|
Text
3. HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (219kB) |
|
|
Text
2. HALAMAN PERNYATAAN.pdf Download (281kB) |
|
|
Text
6. ABSTRAK.pdf Download (33kB) |
|
|
Text
8. BAB I.pdf Download (24kB) |
|
|
Text
13. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (102kB) |
|
|
Text
9. BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (180kB) |
|
|
Text
10. BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (162kB) |
|
|
Text
11. BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (300kB) |
|
|
Text
12. BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (18kB) |
|
|
Text
14. LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Disabilitas intelektual (DI) memengaruhi individu dan keluarga secara signifikan, mencakup beban finansial, tekanan emosional, dan keterbatasan akses ke layanan kesehatan dan pendidikan. Sindrom Fragile X (FXS), penyebab utama DI yang diwariskan, sering tidak terdiagnosis di Indonesia akibat minimnya kesadaran dan sumber daya. Penelitian ini mengevaluasi dampak konseling genetika terhadap pemberdayaan orangtua menggunakan desain pre-eksperimental dengan pendekatan sebelum dan sesudah konseling. Dari 256 undangan, 238 orangtua anak dengan DI dari empat SLB di Jakarta memenuhi kriteria inklusi. Genetic Counseling Outcome Scale-24 (GCOS-24) digunakan untuk mengukur pemberdayaan orangtua. Sampel dipilih secara purposive sampling dan dianalisis menggunakan uji t berpasangan serta uji one way ANOVA. Rata-rata skor GCOS-24 meningkat secara signifikan dari 106,79 (SD = 16,36) sebelum konseling menjadi 125,11 (SD = 15,42) setelah konseling (p < 0,001). Hanya 27,3% partisipan yang mengetahui tentang penyakit genetik, menunjukkan tingkat kesadaran yang rendah. Analisis one-way ANOVA menunjukkan perbedaan signifikan secara statistik dalam peningkatan skor GCOS-24 berdasarkan tingkat pendidikan orang tua (F=4,035, p=0,008), di mana orang tua dengan pendidikan sekolah dasar mengalami peningkatan terbesar dibandingkan dengan mereka yang berpendidikan sekolah SMA atau lebih tinggi (p < 0,05). Konseling genetika terbukti meningkatkan pemberdayaan orangtua, seperti tercermin pada peningkatan skor GCOS-24. Hasil ini menegaskan pentingnya memperluas layanan konseling genetika dan program edukasi untuk mendukung keluarga dengan anak DI di Indonesia.
| Item Type: | Thesis (Masters) |
|---|---|
| Additional Information: | T-28-MBIO |
| Uncontrolled Keywords: | Sindrom Fragile X, konseling genetika, disabilitas intelektual, pemberdayaan orangtua, pemberdayaan |
| Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology L Education > L Education (General) R Medicine > R Medicine (General) R Medicine > RJ Pediatrics R Medicine > RJ Pediatrics > RJ101 Child Health. Child health services |
| Depositing User: | Dr. Amir |
| Date Deposited: | 27 Oct 2025 02:58 |
| Last Modified: | 27 Oct 2025 02:58 |
| URI: | http://digilib.yarsi.ac.id/id/eprint/14329 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
