Maharani, Dyah Arum (2020) FAKTOR STRES SEBAGAI PEMICU TERJADINYA SINDROM TOURETTE DITINJAU DARI KEDOKTERAN DAN ISLAM. Diploma thesis, Universitas YARSI.
Text
1. COVER.pdf Download (194kB) |
|
Text
3, LEMBAR PERSETUJUAN.pdf Download (18kB) |
|
Text
2. ABSTRAK.pdf Download (185kB) |
|
Text
6. BAB 1.pdf Download (513kB) |
|
Text
11. DAFPUS.pdf Download (402kB) |
|
Text
7. BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (178kB) |
|
Text
8. BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (455kB) |
|
Text
9. BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (185kB) |
|
Text
10. BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (11kB) |
Abstract
Istilah sindrom Tourette dikutip dari nama seorang dokter ahli syaraf dan psikiater berkebangsaan Perancis bernama George Albert Eduard Brutus Gilles de la Tourette. Sindrom Tourette dikategorikan dalam gangguan tik, dimana pengertian Sindrom Tourette adalah jenis gangguan neurologis yang ditandai oleh adanya tik dan vokalisasi dari kata yang muncul berulang-ulang dan tidak disengaja. Onset umur penderita Sindrom Tourette adalah 5-18 dimana perbandingan antara pria dan wanita adalah 3-5:1. Pasien dengan Sindrom Tourette akan ditemukan ciri utama seperti adanya gerakan di luar kesadaran berupa gerakan vokal dan gerakan motoric yang terjadi berulang�ulang. Permasalahan pada skripsi ini ditinjau dari segi kedokteran mengenai faktor stres sebagai pemicu terjadinya Sindrom Tourette, dengan tujuan umum untuk mendapatkan pengertian tentang tingkat stress sebagai pemicu terjadinya Sindrom Tourette ditinjau dari segi kedokteran dan Islam, dan tujuan khususnya yaitu untuk memahami etiologi dan pengaruh tingkat stres sebagai pemicu terjadinya sindrom Tourette ditinjau dari segi kedokteran dan Islam. Menurut pandangan agama Islam, penderita sindrom Tourette dapat melakukan hal yang bisa mengganggu orang lain di luar kesadarannya, namun hal tersebut dikatakan tidak berdosa berdasarkan penjelasan tentang mukallaf dan mummayyiz. Ilmu kedokteran dan Islam sepakat bahwa sindrom Tourette adalah suatu gangguan yang harus ditangani karena gangguan ini dapat berlanjut hingga penderita dewasa. Sindrom Tourette perlu mendapat terapi dari beberapa aspek diantaranya aspek psikoedukatif, psikososial, psikoreligius dan psikofarmaka. Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan skripsi adalah sindrom Tourette meliputi dua kategori, yaitu kategori simpleks dan kategori kompleks, di mana keduanya membutuhkan penatalaksanaan yang dilakukan secara holistik. Saran yang ditujukan untuk pasien dengan sindrom Tourette, sebaiknya pasien menjalani terapi yang telah disediakan yang meliputi farmakoterapi, psikoterapi, dan terapi keagamaan, serta untuk masyarakat yang mempunyai keluarga dengan sindrom Tourette untuk selalu bersabar dan tidak mengucilkan pasien tersebut.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Additional Information: | S-7215-FK |
Uncontrolled Keywords: | Sindrom Tourette, Tingkat Stres |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology R Medicine > R Medicine (General) R Medicine > RC Internal medicine > RC0321 Neuroscience. Biological psychiatry. Neuropsychiatry |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@yarsi.ac.id |
Date Deposited: | 06 Dec 2024 09:04 |
Last Modified: | 06 Dec 2024 09:04 |
URI: | http://digilib.yarsi.ac.id/id/eprint/14014 |
Actions (login required)
View Item |