Amalia, Maulidya Nur (2018) TERAPI CROSS SEX HORMONE PADA GENDER DYSPHORIA DITINJAU DARI KEDOKTERAN DAN ISLAM. Diploma thesis, Universitas YARSI.
Text
01. COVER.pdf Download (19kB) |
|
Text
03. PERNYATAAN PERSETUJUAN.pdf Download (24kB) |
|
Text
02. ABSTRAK.pdf Download (11kB) |
|
Text
06. BAB I.pdf Download (87kB) |
|
Text
11. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (75kB) |
|
Text
07. BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (126kB) |
|
Text
08. BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (319kB) |
|
Text
09. BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (12kB) |
|
Text
10. BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (11kB) |
Abstract
Istilah gender dysphoria atau dysphoria gender muncul sebagai diagnosis untuk pertama kalinya dalam DSM-5 untuk merujuk pada orang-orang yang mengalami ketidak cocokan yang ditandai antara gender yang dialami atau diekspresikan dengan gender yang diberikan pada saat lahir. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui terapi cross sex hormone pada gender dysphoria ditinjau dari kedokteran dan Islam. Ditinjau dari kedokteran, terapi cross sex hormone merupakan salah satu pilihan terapi pada gender dysphoria selain oprasi dan penatalaksanaan kesehatan mental. Terapi testosteron digunakan untuk menekan karakteristik seks sekunder perempuan dan laki-laki transgender maskulinisasi. Sedangkan esterogen merupakan terapi hormon untuk wanita transgender yang dimaksudkan untuk feminisasi pasien dengan mengubah distribusi lemak, mendorong pembentukan payudara, dan mengurangi pertumbuhan rambut pada pria. Ditinjau dari Islam Allah SWT pada dasarnya telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna, tapi masih ada sejumlah orang yang merasa terperangkap dalam tubuh yang salah. Pada dasarnya Allah SWT hanya menciptakan manusia dalam dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan, sebagaimana firman Allah SWT pada Qs. An Najm (53): 45. Pada ilmu kedokteran terapi hormon harus dimulai setelah penilaian psikososial telah selesai, pasien telah ditentukan untuk menjadi kandidat yang tepat untuk terapi, dan informed consent untuk meninjau risiko dan manfaat dari terapi awal yang telah diperoleh. Sedangkan pada ajaran Islam pemberian terapi hormon pada transgender haram untuk dilakukan, karena akan memberikan prognosis yang sangat buruk bagi pasien serta termasuk kategori tindakan merubah ciptaan Allah.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Additional Information: | S-7139-FK |
Uncontrolled Keywords: | gender dysphoria, terapi cross sex hormone, gender dysphoria menurut Islam |
Subjects: | L Education > L Education (General) Q Science > QH Natural history > QH426 Genetics Q Science > QM Human anatomy R Medicine > R Medicine (General) |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@yarsi.ac.id |
Date Deposited: | 30 Oct 2024 13:38 |
Last Modified: | 30 Oct 2024 13:38 |
URI: | http://digilib.yarsi.ac.id/id/eprint/13875 |
Actions (login required)
View Item |