Search for collections on Universitas YARSI Repository

IDENTIFIKASI JUMLAH ALUR BIBIR PENDERITA TUNA WICARA DI PANTI SOSIAL JAKARTA DAN TINJAUANNYA MENURUT PANDANGAN ISLAM

Hidayat, Muhammad (2018) IDENTIFIKASI JUMLAH ALUR BIBIR PENDERITA TUNA WICARA DI PANTI SOSIAL JAKARTA DAN TINJAUANNYA MENURUT PANDANGAN ISLAM. Diploma thesis, Universitas YARSI.

[thumbnail of 01. COVER.pdf] Text
01. COVER.pdf

Download (20kB)
[thumbnail of 1102015147--HALAMAN PENGESAHAN.pdf] Text
1102015147--HALAMAN PENGESAHAN.pdf

Download (56kB)
[thumbnail of 05. ABSTRAK.pdf] Text
05. ABSTRAK.pdf

Download (38kB)
[thumbnail of 08. BAB I.pdf] Text
08. BAB I.pdf

Download (84kB)
[thumbnail of 13. DAFTAR PUSTAKA.pdf] Text
13. DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (74kB)
[thumbnail of 09. BAB II.pdf] Text
09. BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (728kB)
[thumbnail of 10. BAB III.pdf] Text
10. BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (121kB)
[thumbnail of 11. BAB IV.pdf] Text
11. BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (397kB)
[thumbnail of 12. BAB V.pdf] Text
12. BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (10kB)
[thumbnail of 15. LAMPIRAN.pdf] Text
15. LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (202kB)

Abstract

Latar Belakang. Cheiloscopy merupakan teknik identifikasi forensik yang menggunakan pola kerutan dan alur pada permukaan mukosa bibir. Sidik bibir dapat digunakan untuk mengidentifikasi individu karena memiliki sifat yang unik dan stabil meskipun usia bertambah. Menurut SUSENAS tahun 2009, tuna wicara di Indonesia memiliki populasi 7,12 % dari total seluruh populasi penyandang difabilitas di Indonesia. Sejauh ini belum ada orang yang meneliti bagaimana hubungan tuna wicara dengan jumlah alur pada sidik bibir, maka perlu diteliti apakah banyaknya jumlah alur bibir pada seseorang dapat menggambarkan bahwa seseorang itu menderita tuna wicara. Penelitian ini bertujuan untuk identifikasi jumlah alur bibir terhadap penderita tuna wicara dan dibandingkan dengan jumlah alur bibir bukan penderita tuna wicara. Metode penelitian. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode cross-sectional. Sampel diambil dari 2 lokasi berbeda, yaitu dari Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati di Jakarta dan Optima Language Universitas YARSI, didapatkan total jumlah sampel sebanyak 134 responden, terdiri dari 52 orang penderita tuna wicara dan 82 orang bukan penderita tuna wicara peserta kursus bahasa dengan kriteria inklusi yang sudah ditetapkan. Hasil. Berdasarkan penelitian yang telah saya lakukan terhadap 134 responden, rata-rata jumlah alur bibir pada penderita tuna wicara di Panti Sosial Melati Jakarta, pada bibir atas laki�laki sebanyak 42, bibir atas perempuan sebanyak 40,3846; bibir bawah laki-laki sebanyak 40, dan bibir bawah perempuan sebanyak 37, 2692. Terdapat perbedaan yang bermakna pada beberapa kelompok, yaitu pada kelompok jumlah alur bibir bagian bawah antara laki-laki normal dengan laki-laki tuna wicara yang memiliki nilai p sebesar 0,025; dan antara perempuan normal dengan laki-laki tuna wicara yang memiliki nilai p sebesar 0,012. Kesimpulan. Pada jumlah alur bibir bagian bawah responden, terdapat perbedaan bermakna antara laki-laki dan perempuan normal dengan laki-laki tunawicara, dan didapatkan bahwa rata-rata jumlah alur bibir bagian atas memiliki jumlah alur lebih banyak dibandingkan jumlah alur bibir bagian bawah.

Item Type: Thesis (Diploma)
Additional Information: S-7061-FK
Uncontrolled Keywords: Alur Bibir, Suku, Jenis Kelamin, Tuna Wicara, Difabel, Penciptaan Manusia
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc
R Medicine > R Medicine (General)
R Medicine > RZ Other systems of medicine
Depositing User: Unnamed user with email admin@yarsi.ac.id
Date Deposited: 21 Oct 2024 17:57
Last Modified: 21 Oct 2024 17:57
URI: http://digilib.yarsi.ac.id/id/eprint/13722

Actions (login required)

View Item View Item