Kusumaningtyas, Rista Triana (2018) MANFAAT HASIL PEMERIKSAAN BITE MARK PADA VISUM ET REPERTUM KASUS KEKERASAN SEKSUAL YANG DIGUNAKAN HAKIM DALAM MENGAMBIL PUTUSAN DI PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT TAHUN 2012-2016 DARI KEDOKTERAN DAN ISLAM. Diploma thesis, Universitas YARSI.
|
Text
01.COVER.pdf Download (222kB) | Preview |
|
|
Text
HALAMAN PENGESAHAN 1102014228.pdf Download (72kB) | Preview |
|
|
Text
05.ABSTRAK DAN KATA KUNCI.pdf Download (292kB) | Preview |
|
|
Text
08.BAB I.pdf Download (299kB) | Preview |
|
|
Text
14.DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (288kB) | Preview |
|
Text
09.BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (565kB) |
||
Text
10.BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (442kB) |
||
Text
11.BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (422kB) |
||
Text
12.BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (669kB) |
||
Text
13.BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (285kB) |
||
Text
15.LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (231kB) |
Abstract
Latar belakang: Di Indonesia, kekerasan seksual merupakan salah satu hal yang menjadi masalah pokok yang tak bisa diabaikan. Sejak tahun 2013 sampai 2014 kasus kekerasan seksual naik hingga 100%. Dalam upaya pembuktian suatu tindak pidana kekerasan seksual harus didasarkan pada adanya alat-alat bukti. Kehadiran bukti fisik seperti bite mark dalam kasus pemerkosaan, pembunuhan dan kekerasan dianggap sangat berharga. Bite mark adalah bukti umum dalam kasus pemerkosaan. Tanda ini juga berperan dalam menentukan pelaku dan usia pelaku kriminal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat hasil pemeriksaan bite mark pada visum et repertum kasus kekerasan seksual yang digunakan Hakim dalam mengambil putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tahun 2012-2016 dan tinjauannya menurut islam. Metode: Metode penelitian yang digunakan observasional deskriptif dengan data retrospektif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Hasil: Dari 32 kasus kekerasan seksual yang telah di putus di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, frekuensi tingkat tahun kekerasan seksual terbanyak pada tahun 2013 dan 2014 yaitu 9 putusan (28,1%), korban terbanyak pada rentang usia 11-15 tahun sebanyak 16 orang (50%), tidak didapatkan adanya hasil pemeriksaan bite mark, tempus delicti rentang waktu 96 jam hingga 36 bulan sebanyak 16 putusan (50%), hubungan korban-pelaku terbanyak pada hubungan pacar sebanyak 10 putusan (31,2%), adanya ancaman sebanyak 15 putusan (46,9%), surat visum et repertum terbanyak dikeluarkan dari Kepolisian Resort Metropolitan Jakarta Pusat sebanyak 26 putusan (81,3%), Jaksa mendakwa pelaku terbanyak selama 4-6 tahun sebanyak 17 putusan (53,1%), Hakim memutuskan kasus kekerasan seksual terbanyak selama 2-4 tahun sebanyak 15 putusan (31,3%). Kesimpulan: Adanya iceberg phenomenon atau fenomena gunung es pada kasus kekerasan seksual yang ditemukan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tahun 2012-2016 dan kurangnya evidence based yang detail untuk menjatuhkan sanksi hukum pada kasus kekerasan seksual di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tahun 2012-2016. Dalam Islam, pelaku kekerasan seksual dijatuhi hukuman berupa sanksi had atau hudud. Dalam pembuktian, pemeriksaan bite mark dimasukan dalam bentuk Visum et Repertum. Di dalam hukum islam, visum et repertum disini diqiyaskan dengan alat bukti petunjuk atau qarinah yang digunakan sebagai penerapan ijtihad bagi hakim untuk memperoleh kebenaran dan keadilan dalam menegakkan kasus kekerasan seksual.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Additional Information: | S-6989-FK |
Uncontrolled Keywords: | bite mark, visum et repertum, alat bukti, kekerasan seksual |
Subjects: | K Law > K Law (General) R Medicine > R Medicine (General) R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1001 Forensic Medicine. Medical jurisprudence. Legal medicine |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@yarsi.ac.id |
Date Deposited: | 19 Feb 2024 05:49 |
Last Modified: | 19 Feb 2024 05:49 |
URI: | http://digilib.yarsi.ac.id/id/eprint/12894 |
Actions (login required)
View Item |