Ratnaningrum, Yuniar (2023) ANALISIS SENGKETA MEREK “TJAP GADJAH LAUT” DAN “CAP SWAN” TERKAIT MEREK YANG MEMILIKI PERSAMAAN PADA POKOKNYA (Studi Putusan Nomor 1688 K/Pdt.Sus-HKI/2022). Diploma thesis, Universitas YARSI.

Preview	Text 1. COVER.pdf Download (98kB) | Preview
Preview	Text 5. HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (501kB) | Preview
Preview	Text 3. HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.pdf Download (513kB) | Preview
Preview	Text 9. ABSTRAK.pdf Download (69kB) | Preview
Preview	Text 10. BAB I.pdf Download (614kB) | Preview
Preview	Text 15. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (318kB) | Preview
	Text 11. BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (261kB)
	Text 12. BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (719kB)
	Text 13. BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (603kB)
	Text 14. BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (120kB)

Abstract

Merek adalah adanya tanda atau sign yang dipakai mempunyai daya pembeda yang cukup. Suatu penamaan merek harus didaftarkan dengan iktikad baik, hal tersebut sangat penting dalam ketentuan hukum merek dan reputasi milik merek. Merek yang akan didaftarkan harus memiliki daya pembeda dari merek yang telah didaftarkan lebih dahulu agar tidak terjadi persamaan pada pokoknya dengan merek milik orang lain. Tujuan dalam penelitian ini ingin mengetahui bagaimana penerapan kriteria persamaan pada pokoknya terhadap merek terdaftar pada sengketa merek TJAP GADJAH LAUT dan CAP SWAN, bagaimana pertimbangan hakim dalam putusan sengketa, bagaimana pandangan islam terkait sengketa. Jenis penelitian yang digunakan adalah data yuridis normatif dengan jenis data hukum primer dan sekunder. Dapat disimpulkan pada Putusan Nomor 1688/K/Pdt.Sus-HKI/2022 sudah tepat karena ketika disandingkan kedua merek tersebut, maka dari segi bentuk, kedua logo tersebut baik penggugat maupun logo tergugat besar kecil lekukan pada belah ketupat di kedua logo tersebut, sehingga jelas sekali tidak terdapat persamaan dari bunyi ucapan kedua merek tersebut, dilihat ditempat yang berbeda, tidak akan membingungkan dan tidak menyesatkan konsumen, oleh karena itu Merek Tergugat tidak mempunyai persamaan pada pokoknya dengan Merek Penggugat. Dalam islam hakim harus baik dan benar sesuai qiyas ma’al fariq (beda), dalam ilmu ushul fiqh di kenal istilah ‘’qiyas ma’al fariq’’.

Actions (login required)

View Item